drupadi, a film by riri riza

drupadi,  a film by riri riza

Minggu, 21 Februari 2010

sebuah catatan...

dari dulu saya suka dengan yang namanya berfikir, apa saja..
saya suka melihat segala kejadian yang berputar di sekililing saya. itu semua membuat saya mengerti bahwa ilmu tidak hanya di dapat dari sebuah buku atau guru saja, namun bisa kita dapat dari apa yang kita lihat,dengar dan kita rasakan dari kehidupan ini.
saya belajar untuk menjadi pintar , dengan apa yang murni saya peroleh..
saya belajar untuk mengerti, dengan apa yang bisa saya pahami..
saya belajar untuk mendengar, dengan segala bentuk macam suara yang saya tangkap
dan saya belajar untuk berani, dengan apa yang saya yakini dengan benar..

kita sering melihat, merasakan dan kita menyadari setiap kejadian yang kita lihat terkadang sering menjadi dejavu bagi kita. padahal di sanalah saatnya kita belajar, belajar untuk mengantisipasi segala macam kejadian dan merekonsiliasi segala macam hal yang bisa di perbaiki.
mulailah untuk belajar mersakan setiap rasa baru dalam hidup dengan fasilitas pemikiran yang kita punya..

APAKAH TUHAN MENCIPTAKAN KEJAHATAN?

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada?
Apakah Tuhan
menciptakan
kejahatan? Seorang Profesor dari sebuah
universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya
dengan pertanyaan ini,

"Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".

Seorang
mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang
menciptakan semuanya".
"Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya
professor
sekali lagi.

"Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti
Tuhan menciptakan
Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa
pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa
berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.

Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah
membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh
saya
bertanya
sesuatu?"

"Tentu saja," jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu
ada?"

"Pertanyaan
macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?"
Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa
lainnya.

Mahasiswa
itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum
fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F
adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan
tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan
kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"

Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."

Mahasiswa
itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada.
Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa
kita pelajari, gelap tidak. Kita
bisa menggunakan prisma Newton
untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari
berbagai panjang gelombang
setiap warna. Tapi Anda tidak bisa
mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa
intensitas cahaya di ruangan tersebut.

Kata gelap
dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu
ada?"

Dengan
bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja seperti yang
telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV.
Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia.
Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap
pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak.
Kajahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan.
Seperti dingin atau gelap, kajahatan adalah kata yang dipakai manusia
untuk mendeskripsikan
ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan
kajahatan..

Kajahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih
Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas
dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."

Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert
Einstein